Selasa, 20 Maret 2012

KATA KERJA OPERASIONAL (TAKSONOMI BLOOM)

RANAH-RANAH TAKSONOMI BLOOM

RANAH KOGNITIF-PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)
Kode
Kategori
Jenis Perilaku
Kemampuan Internal
Kata-kata Kerja Operasional
K.01
Pengetahuan
Mengetahui………
Misalnya : Istilah
                  Fakta
                  Aturan
                  Urutan
                  metode 
Mengidentifikasi
Menyebutkan
Memberi nama pada
Menyusun daftar
Menggaris bawahi
Menjodohkan
Memilih
Memberikan definisi
K.02
Pemahaman
Menterjemahkan
Menafsirkan
Memperkirakan
Menentukan……..
Misalnya : Metode
                  Prosedur
Memahami……..
Misalnya : Konsep
                  Kaidah        
                  Prinsip
                  Kaitan antara
                  Fakta
                  Isi pokok
Mengartikan /Menginteprestasikan……
Misalnya : Tabel
                 Grafik
                  Bagan 
Menjelaskan
Menguraiakan
Merumuskan
Merangkum
Mengubah
Memberikan contoh tentang
Menyadur
Meramalkan
Memperkirakan
Menerangkan
K.03
Penerapan
Memecahkan masalah
Membuat bagan & grafik
Menggunakan………….
Misalnya : Metode/prosedur
                  Konsep
                  Kaidah
                  Prinsip
Memperhitungkan
Membuktikan
Menghasilkan
Menunjukan
Melengkapi
Menyediakan
Menyesuaikan
Menemukan
K.04
Analisa
Mengenali kesalahan
Membedakan………..
Misalnya: Fakta dari interprestasi
                 Data dari kesimpulan
Menganalisa…………
Misalnya : Struktur dasar
                  Bagian-bagian
                  Hubungan antara
Memisahkan
Menerima
Menyisihkan
Menghubungkan
Memilih
Membandingkan
Mempertentangkan
Membagi
Membuat diagram/skema
Menunjukan hubungan antara
RANAH KOGNITIF-PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)
Kode
Kategori
Jenis Perilaku
Kemampuan Internal
Kata-kata Kerja Operasional
K.05
Sintesa
Menghasilkan……………
Misalnya : Klasifikasi
                  Karangan
                  Kerangka teoritis
Menyusun…………..
Misalnya : Rencana
                  Skema
                  Program kerja
Mengkategorikan
Mengkombinasikan
Mengarang
Menciptakan
Mendesain
Mengatur
Menyusun kenmbali
Merangkaikan
Menghubungkan
Menyimpulkan
Merancangkan
Membuat pola
K.06
Evaluasi
Menilai berdasarkan norma internal….
Misalnya : Hasil karya seni
                  Mutu karangan
                  Mutu ceramah
                  Program penataran
Menilai berdasarkan norma eksternal..
Misalnya : Hasil karya seni
                  Mutu karangan
                  Mutu pekerjaan
                  Mutu ceramah
                  Program penataran
Mempertimbangkan……………
Misalnya : Baik-buruknya
                  Pro-kontanya
                  Untung ruginya
Memperhitungkan
Membuktikan
Menghasilkan
Menunjukan
Melengkapi
Menyediakan
Menyesuaikan
Menemukan



RANAH AFEKTIF-SIKAP (ATITUDE)
Kode
Kategori jenis Perilaku
Kemampuan Intenal
Kata-kata Kerja Operasional
A.01
Penerimaan
Menunjukan………….
Misalnya : Kesadaran
                  Kemauan
                  Perhatian
Mengakui……………
Misalnya : Kepentingan
                  Perbedaan 

A.02
Partisipasi
Mematuhi…………..
Misalnya : Peraturan
                  Tuntutan
                  Perintah
Ikut serta secara aktif…………..
Misalnya : Di laboratorium      dalam diskusi
               Dalam kelompok   belajar/tentir

A.03
Penilaian/Penentuan sikap
Menerima suatu nilai……….
Menyukai
Menyepakati
Menghargai………….
Misalnya : Karya seni
                  Sumbangan ilmu    
                  Pendapat
Bersikap (positif/negatif)
Mengakui
Menunjukan
Melaksanakan
Menyatakan pendapat
Mengikuti
Mengambil prakarsa
Memilih
Ikut serta
Menggabungkan diri
Mengundang
Mengusulkan
Membela
Menuntun
Membenarkan
Menolak
Mengajak
A.04
Organisasi
Membentuk sistem nilai
Menangkap relasi antara nilai
Bertanggung jawab
Mengistegrir nilai
Merumuskan
Berpegang pada
Mengintegrasikan
Menghubungkan
Mengaitkan
Menyusun
Mengubah
Melengkapi
Menyempurnakan
Menyesuaikan
Menyamakan
Mengatur
Memperbandingkan
Mempertahankan
Memodifikasikan
RANAH AFEKTIF-SIKAP (ATITUDE)
Kode
Kategori jenis Perilaku
Kemampuan Intenal
Kata-kata Kerja Operasional
A.05
Pembentukan pola
Menunjukan…………….
Misalnya : Kepercayaan diri
                  Disiplin pribadi
                  Kesadaran
Mempertimbangkan………..
Melibatkan diri
Bertindak
Menyatakan
Memperlihatkan
Memprakyekan
Melayani
Mengundurkan diri
Membuktikan
Menunjukan
Bertahan
Mempertimbangkan
Mempersoalkan



RANAH PSIKOMOTORIK – KETERAMPILAN (SKIIL)
Kode
Kategori Jenis Perilaku
Kemampuan Internal
Kata-kata Kerja Operasional
S.01
Persepsi
Menafsirkan rangsangan
Peka terhadap rangsangan
Mendiskrimininasikan
Memilih
Membedakan
Mempersiapkan
Menyisihkan
Menunjukan
Mengidentifikasikan
Menghubungkan
S.02
Kesiapan
Berkonsentrasi
Menyiapkan diri (fisik & mental)
Memulai
Mengawali
Bereaksi
Mempersiapkan
Memprakarsai
Menanggapi
Mempertunjukan

S.03
Gerakan Terbimbing
Meniru contoh
Mempraktekan
Memainkan
Mengikuti
Mengerjakan
Membuat
Mencoba
Memperlihatkan
Memasang
Membongkar

S.04
Gerakan Terbiasa
Berketrampilan
Berpegang pada pola
Mengoperasikan
Membangun
Memasang
Membongkar
Memperbaiki
Melaksanakan
Mengerjakan
Menyusun
Menggunakan
Mengatur
Mendemontrasikan
Memainkan
Menangani

S.05
Gerakan komplek
Berkterlampilan secara……….
Misalnya : lancar    
                  Luwes
                  Supel
                  Gesit
                  Lincah
Memilih
Membedakan
Mempersiapkan
Menyisihkan
Menunjukan
Mengidentifikasikan
Menghubungkan

RANAH PSIKOMOTORIK – KETERAMPILAN (SKIIL)
Kode
Kategori Jenis Perilaku
Kemampuan Internal
Kata-kata Kerja Operasional
S.06
Penyesuaian pola gerakan
Menyesuaikan diri
Bervariasi
Mengubah
Mengadaptasikan
Mengatur kembali
Membuat variasi

S.07
Kreativitas
Menciptakan yang baru
Berinisiatif
Merancang
Menyusun
Menciptakan
Mendesain
Mengkombinasikan
Mengatur
Merencakan

Jumat, 02 Maret 2012

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS MASALAH BERBANTU KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR KELAS VII SEMESTER II SMP NEGERI II DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010

A.     JUDUL
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS MASALAH BERBANTU KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR KELAS VII SEMESTER II SMP NEGERI II DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010

B.     LATAR BELAKANG
Kegiatan belajar mengajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pelaksanan belajar tidak selalu lancar dan berhasil didalam belajar, baik formal maupun non formal, pasti ada hambatan atau kesulitan yang kita sebut sebagai Masalah Belajar (Max. Darsono, 2001 : 40). Orang tua sering mengeluh dan tidak dapat berbuat banyak dalam menghadapi berbagai masalah atau hambatan belajar anak-anaknya. Akibatnya tidak jarang anak-anak siswa yang mempunyai prestasi pas-pasan atau kurang dari harapan dan lebih fatal harus tinggal kelas atau drop out. Dengan demikian, masalah belajar yang dihadapi oleh siswa yang melakukan kegiatan belajar. Hampir semua kecakapan, pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan sikap manusia dibentuk, dimodifikasi, dan dikembangkan melalui proses belajar dan pembelajaran.
Pendidikan matematika senantiasa berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan teori belajar, teknologi, dan tuntutan dalam perubahan sosial (Bambang, 2008 : 5). Sebagaimana negara lain, saat ini negara kita juga melakukan perubahan dalam pendidikan matematika mulai dari restrukturisasi kurikulum. Perubahan ini tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan dari teori-teori belajar, teknologi, dan sosial masyarakat tetapi juga disebabkan karena faktor-faktor lain seperti: kebutuhan dan penggunakan matematika, perkembangan teknologi, dan persaingan global. Adanya persaingan-persaingan menyebabkan banyaknya perubahan di seluruh bidang kehidupan termasuk di dalamnya bidang pendidikan matematika.
Peningkatan pengembangan mutu pendidikan merupakan masalah yang selalu menuntut perhatian. Pendidikan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang komplek. Peristiwa tersebut merupakan suatu kegiatan rangkaian komunikasi antar manusia sehingga manusia itu tumbuh menjadi manusia yang utuh melalui belajar. Pendidikan sendiri yang memegang peranan yang sanagat penting dalam era globaliasi karena visi pendididkan sekarang lebih ditentukan pada pembentukan SDM yang berkualitas. Tingkat daya serap antara siswa yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda, ada yang berkemampuan rendah dan ada juga yang berkemampuan tinggi. Ini merupakan tantangan bagi guru agar dapat memaksimalkan daya serap masing-masing siswa. Proses belajar mengajar matematika akan berlangsung secara optimal dan efektif bila direncanakan secara baik.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran Numbered Heads Together. Dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together maka akan terjadi interaksi antara siswa melalui diskusi atau siswa secara bersama-sama menyelesaiakan masalah yang dihadapi dan memungkinkan siswa  untuk mengkonstruksi pengetahuan akan menjadi lebih besar. Siswa yang pandai dan siswa yang lemah secara bersama-sama memperoleh manfaat melalui aktivitas belajar kooperatif. Model pembelajaran Numbered Heads Together dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mnggunakan ketrampian bertanya, diskusi, dan mengembangkan kepemimpinan. Jadi dengan memilih model pembelajaran koopeeratif tipe Numbered Heads Together  diharapkan agar hasil tes kemampuan pemecahan masalah meningkat. 
SMP N II Donorojo adalah sebuah SMP yang terletak di Jl. Ratu Kalinyamat Donorojo Jepara. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika, yakni dengan Bapak Majid, S.Pd selama ini guru dalam menyampaikan materi cenderung menggunakan pembelajaran ekspositori. Dalam pembelajaran materi segiempat, guru menggunakan pembelajaran ekspositori, tetapi siswa cenderung pasif. Pada penelitian ini akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT  yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan jajagenjang.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul : KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN  MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS MASALAH BERBANTU KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK  SEGIEMPAT SISWA KELAS VII SEMESTER II SMP N II DONOROJO TAHUN AJARAN 2009/2010

C.     PENEGASAN ISTILAH
Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan-penegasan istilah yang terdapat dalam penelitian ini.
1.      Keefektifan
Keefektifan berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil, berhasil guna (KBBI, 1997 : 200). Jadi keefektivan adalah usaha atau tindakan yang membawa keberhasilan. Keefektivan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis masalah berbantu komputer siswa kelas VII semester II SMP N II Donorojo.
 2.      Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2009 : 37). Dalam penelitian ini, pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif tipe NHT.
3.      Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Numbered Heads Together (NHT) adalah model pembelajaran dimana guru membagi peserta didik menjadi kelas heterogen yang terdiri dari 3-5 orang setiap kelas dan masing-masing peserta didik diberi nomor yang berurutan (Ibrahim, 2000 : 28). Selanjutnya, guru memenggil nomor peserta didik secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
4.      Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran Berbasis Masalah (problem based learning) merupakan pembelajaran yang membuat siswa berpikir menyelesaikan masalah. Menurut Richard Suchman (dalam Sugiyanto, 2009 : 151) guru menyodorkan berbagai situasi yang membingungkan pada siswa dan mendorong mereka untuk menyelidiki dan mencari jawabannya sendiri.
5.      Pembelajaran Berbantuan Komputer
Pembelajaran berbantuan computer (computer assisted instructional/CAI), adalah salah satu media pembelajaran yang sangat menarik dan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik (Bambang, 2008 : 137).
6.      Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis masalah berbantu komputer yang ditunjukkan dengan nilai akhir dari tes evaluasi.

D.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah :
Apakah pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis masalah berbantu komputer bagi siswa kelas VII SMP N II Donorojo tahun pelajaran 2009/2010 lebih efektif dibandingkan dengan metode ekspositori?


E.     TUJUAN DAN MANFAAT
1.      Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui hasil belajar matematika pada pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis masalah berbantu komputer siswa kelas VII SMP N II Donorojo tahun pelajaran 2009/2010 lebih efektif atau tidak dibandingkan dengan metode ekspositori.
2.      Manfaat
       Manfaat penelitian ini diharapkan :
a.      Bagi Siswa
Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, meningkatkan ketrampilan siswa dalam memahami soal cerita, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran matematika, mampu mengembangkan kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
b.      Bagi Guru
Sebagai tolak ukur keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas, dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai pengajar di sekolah. Mendorong munculnya inovasi dan kreativitas guru dalam menciptakan dan mengembangkan pendidikan di SMP.
c.       Bagi Peneliti
Mendapat menambah pengetahuan dan pengalaman khususnya yang terkait dengan penelitian dalam pembelajaran matematika yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis masalah berbantu komputer, yang kelak dapat diterapkan dalam pengajaran yang nyata.

F.      LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
1.      Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik (Djamarah,  2008 : 13). Menurut Drs. Slamet, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengertian tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh pakar psikologi (Anni, 2009 : 82).
Menurut (Dimyati, 2006:12) dalam bukunya “Belajar dengan Pembelajaran“ akan dikemukakan beberapa ahli yang mendefinisikan belajar sebagai, suatu perubahan :
a.      Skinner
Belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar maka responnya    menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
b.      Gagne
Belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar  merupakan kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.
c.       Piaget
Belajar merupakan pengetahuan yang dibangun dalam pikiran. Setiap individu membangun sendiri Pengetahuannya. Pengetahuan yang dibangun terdiri dari tiga bentuk, yaitu pengetahuan fisik, pengetahuan logika matematika, dan pengetahuan sosial.
d.      Rogers
Belajar merupakan proses internal yang kompleks yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dalam melengkapi pengertian dan pemahaman mengenai makna belajar, perlu dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar. Menurut (Dimyati, 2006 : 7-15), prinsip-prinsip belajar tersebut sebagai berikut :
a.      Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kegiatan teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
b.      Keaktifan
Sebagai “Primus Motor” dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif, pebelajar dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual, dan emosional.
c.       Keterlibatan Langsung / Berpengalaman
Belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap halnya.
d.      Pengulangan
Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Dari pernyataan inilah pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Supaya melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan , berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang.
e.      Balikan dan Penguatan
Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan, apakah benar atau salah? Dengan demikian siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang sekaligus merupakan penguatan (reinforce) bagi dirinya sendiri.
f.        Perbedaan Individu
Siswa merupakan individu yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Tujuan pembelajaran adalah membantu pada siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik kualitas maupun kuantiĆ­tas. Sesuai dengan pengertian belajar secara umum maka pengertian pembelajaran adalah statu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Sesuai dengan ciri-ciri belajar, maka ciri-ciri pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut (Max Darsono, 2001 : 24-25).
a.  Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
b.  Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.
c.   Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa.
d.   Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
e.    Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar  yang aman dan menyenangkan bagi siswa.
f.  Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar dan pembelajaran berkaitan dan berhubungan. Belajar itu sendiri adalah serangkaian usaha dan tindakan untuk mendapatkan pengalaman baru. Sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan di sengaja dengan tujuan agar pengalaman yang di dapat menjadi lebih baik.
2.      Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para siswanya, yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika tersebut (Suyitno, 2004 : 1).
Dengan demikian pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para peserta didiknya, yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dalam mempelajari matematika tersebut.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar tertentu. Matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur. Oleh karena itu, penyajian materi matematika dalam pembelajaran matematika harus didasarkan pada teori psikologi pembelajaran. Teori Ausubel merupakan salah satu teori psikologi pembelajaran. Menurut Ausubel (Hudojo, 2003 : 72) bahwa bahan pelajaran yang dipelajari haruslah ‘bermakna’ (meaningfull) yang artinya bahan pelajaran itu cocok dengan kemampuan peserta didik dan harus relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik. Berarti pula bahwa pelajaran baru haruslah dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada sehingga konsep-konsep baru benar-benar terserap oleh peserta didik. Dengan demikian, intelek emosional peserta didik terlibat didalam kegiatan belajar mengajar.
Matematika sebagai suatu pengetahuan yang tersusun menurut struktur, disajikan kepada peserta didik dengan cara yang dapat membawa ke belajar yang bermakna seperti pengertian belajar menurut Ausubel tadi. Belajar yang bermakna bertentangan dengan belajar menghafal. Karena belajar menghafal, peserta didik menghafalkan materi yang sudah diperolehnya, tetapi pada belajar bermakna materi yang telah diperoleh itu dikembangkan lagi sehingga belajarnya lebih dimengerti.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa matematika adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada siswa guna untuk menciptakan ketrampilan hitung berhitung. Diharapkan dengan pembelajaran matematika siswa mampu untuk menyelesaiakan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika. Kegiatan pembelajaran matematika dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar tertentu
3.      Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
a.      Model Pembelajaran
Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Model pembelajaran matematika yang lazim diterapkan antara lain model pembelajaran klasikal, individual, diagnostik, remidial, terprogram, dan modul (Suherman, 2003 : 7).
Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien (Suyitno, 2004 : 1).
Suatu kegiatan pembelajaran di kelas disebut model pembelajaran jika:
1)      ada kajian ilmiah dari penemunya
2)      ada tujuannya
3)      ada tingkah laku yang spesifik
4)      ada kondisi spesifik yang diperlukan agar tindakan/kegiatan pembelajaran tersebut dapat berlangsung secara efektif.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu upaya atau usaha membelajarkan peserta didik agar suasana dan kegiatan belajar dapat berlangsung dengan baik dan tidak membosankan.
b.      Pengertian Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning)
Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis adalah kooperatif. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan pada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Saling bekerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar (Trianto, 2007 : 41).
Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Unsur-unsur dasar harus diterapkan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut:
1)      Saling ketergantungan positif.
2)      Tanggung jawab perseorangan.
3)      Tatap muka.
4)      Komunikasi antar anggota.
5)      Evaluasi proses (Lie, 2005 : 31).
Pembelajaran kooperatif mempunyai tiga tujuan penting yaitu tentang hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Penjelasann ketiga tujuan tersebut sebagai berikut (Ibrahim, 2000 : 9-10).
1)      Hasil Belajar Akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli yang berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu peserta didik memahami konsep yang sulit.
2)      Penerimaan terdahap Perbedaan Individu
Pembelajaran kooperatif bertujuan agar peserta didik menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.
3)      Pengembangan Keterampilan Sosial
Pembelajaran kooperatif bertujan untuk mengajarkan kepad sisa ketrampilan kerjasama dan kolaborasi. Ketrampilan ini sangat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa swbagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan di ana masyarakat secara budaya semakin beragam.
Kelebihan pembelajaran kooperatif menurut Linda Lundgren (Ibrahim, 2000 : 18) adalah sebagai berikut:
1)      Meningkatkan pencurahkan waktu pada tugas
2)      Rasa harga diri menjadi lebih tinggi.
3)      Memperbaiki kehadiran.
4)      Angka putus sekolah jadi lebih rendah.
5)      Penerimaan terhadap individu jadi lebih besar.
6)      Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil.
7)      Konflik antara pribadi berkurang.
8)      Memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah.
9)      Sikap apatis berkurang.
10)  Pemahaman yang lebih mendalam.
11)  Motivasi lebih besar.
12)  Hasil belajar lebih tinggi.
13)  Retensi lebih lama.
14)  Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.


DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie,  2008.  Cooperatif Learning.  Jakarta : Grasindo.
Anny, Chatarina, dkk. 2009. Psikologi Pendidikan. UNNES PRESS
Arikunto, Suharsini. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Bambang, Warsita.  2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya.   Jakarta :  Rineka Cipta.
Darsono, Max. 2001. Belajar dan Pembelajaran. IKIP Semarang PRESS
Dimyati dan Mdjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bachri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Hudojo, Herman. 2003. Pembelajaran Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRESS