Minggu, 26 Februari 2012

PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR

 Pembelajaran dan Hasil Belajar

Proses pembelajaran merupakan kegiatan fundamental dalam proses pendidikan yang mana terjadinya proses belajar yang tidak terlepas dari proses mengajar. Proses pengajaran dan pembelajaran dalam konteks pendidikan formal merupakan usaha sadar dan sengaja serta terorganisir secara baik, guna untuk mencapai tujuan institusional yang diemban oleh lembaga yang menjalankan misi pendidikan. Proses pembelajaran adalah seperangkat kegiatan belajar yang di lakukan oleh siswa (peserta didik). Kegiatan belajar yang dilaksanakan siswa di bawah bimbingan guru. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk merancangkan sejumlah pengalaman belajar. Yang dimaksud pengalaman belajar disini adalah segala yang diperoleh siswa sebagai hasil dari belajar (learning experience). Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku, karena mengalami pengalaman baru (Cronbach, 1954, dalam Suhartian 2000: 30).
Kegiatan belajar sering dikaitkan dengan mengajar, bahkan belajar mengajar digabungkan menjadi pembelajaran, sehingga (belajar mengajar) sulit dipisahkan. Pembelajaran harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendorong seoptimal mungkin berkembangnya potensi diri. Menurut Makmun (2004: 156) proses pembelajaran mengajar merupakan suatu rangkaian interaksi antara siswa dengan guru dalam rangkaian mencapai tujuannya. Apabila dicermati proses interaksi siswa dapat dibina dan merupakan bagian dari proses pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Corey (1986) dalam Syaiful Sagala (2003: 61) dikatakan bahwa “Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu”. Selanjutnya Syaiful Sagala menyatakan bahwa pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu: “Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses berpikir. Kedua, dalam proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri” (Syaiful Sagala, 2003: 63).
Pembelajaran dibagun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pembelajaran bukanlah seperangkat fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pembelajaran itu dan membentuk makna melalui pengalaman nyata (Depdiknas, 2003: 1). Unsur-unsur dinamis dalam proses belajar terdiri dari (a). Motivasi yakni dorongan untuk berbuat, (b). Bahan belajar, yakni materi yang dipelajari, (c). Alat bantu belajar, yakni alat yang digunakan untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar, (d). Suasana belajar, yakni keadaan lingkungan fisik dan psikologis yang menunjang belajar, (e). Kondisi subjek belajar, ialah keadaan jasmani dan mental untuk melakukan kegiatan belajar. Berdasarkan teori belajar ada 5 pengertian pengajaran yaitu:
a.      Pengajaran ialah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik atau siswa di sekolah;
b.    Pengajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah;
c.     Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik;
d.    Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik;
e.   Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Suatu sistem pembelajaran memiliki tiga ciri utama yaitu:
a.          Rencana, ialah penataan ketenagaan, material dan prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.
b.     Kesalingtergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu kaseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran.
c.     Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tujuan utama sistem pembelajaran adalah agar siswa mau belajar. Tugas seorang perancang sistem ialah mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efektif dan efisien. Dengan proses mendesain sistem pembelajaran si perancang membuat rancangan untuk memberikan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan sistem pembelajaran tersebut.
Unsur-unsur minimal yang harus ada dalam sistem pembelajaran adalah seorang siswa atau peserta didik, suatu tujuan dan suatu prosedur kerja untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, guru (pengajar) tidak termasuk sebagai unsur sistem pembelajaran. Fungsinya dapat digantikn sebagai media. Unsur dinamis dalam diri guru antara lain:
a.     Motivasi membelajarkan siswa, guru memiliki hasrat untuk menyiapkan siswa menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan dan kemampuan tertentu.
b.     Kondisi guru siap membelajarkan siswa, guru hendaknya memiliki kompetensi agar dapat mengajar siswa dengan baik.
 Nasution (1992) mengatakan bahwa masa kelas tinggi sekolah dasar mempunyai beberapa sifat khas sebagai berikut: (a) adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit, (b) amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar, (c) menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, oleh ahli yang mengikuti teori faktor ditaksirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor, (d) pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri, (e) pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah, (f) anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk bermain bersama-sama. Dari uraian tersebut maka membaca menjadi salah satu cara siswa untuk menggali rasa ingin tahunya serta mendapatkan pengetahuan yang lebih luas. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar